REMBANG, – Sudarno (bukan nama sebenarnya karena minta identitasnya disamarkan), warga Desa Jolotundo di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang itu kini bisa lebih bernafas lega. Pasalnya, lansia yang setiap bulan harus beberapa kali kontrol ke RSUD dr R Soetrasno Rembang yang berlokasi di Kecamatan Kota itu, tidak lagi menghabiskan waktu hampir setengah hari di sana.
Biasanya, setiap kali kontrol kesehatan di rumah sakit plat merah itu, ia berangkat pukul 06.00 WIB pagi dan pulang hampir menjelang sore hari. Lamanya waktu tersebut lantaran jarak antara rumahnya dan rumah sakit sekira cukup jauh, serta ditambah waktu proses dan prosedur pemeriksaan kesehatan.
Dengan naik kendaraan umum, akumulasi waktu itu berasal dari waktu tempuh perjalanan pulang-pergi bisa sekira jam. Akan lebih lama lagi jika ternyata kendaraan umum yang ditunggu lama datangnya. Waktu lainnya adalah untuk pendafataran, pemeriksaan dan menunggu antrean obat dari apotek rumah sakit.
Kini, sudah sejak beberapa bulan belakangan, waktu aktivitas kontrol kesehatan di rumah sakit yang dilakukannya jauh terpangkas. Sebab, ia hanya butuh waktu pulang-pergi, mendaftar dan periksa saja, tanpa harus mengantre atau menunggu resep obat jadi.
Ia pun bisa menghemat tenaga dan pikiran lantaran setelah periksa bisa langsung pulang untuk beristirahat. Obat hasil resep dokter ia tunggu sambil duduk manis di rumah karena ada petugas yang mengantarkannya.
Adalah program inovatif yang dilakukan RSUD dr R Soetrasno Rembang bekerja sama dengan JNE Cabang Rembang. Antara JNE dan RSUD dr R Soetrasno sepakat untuk memberikan layanan antar obat kepada pasien rawat jalan.
Tidak tanggung-tanggung, obat milik pasien harus sudah sampai kediamannya paling lama 5 jam, atau paling lambat pukul 18.00 WIB. Obat yang diantarkan kurir JNE, di hari itu juga harus sampai ke pemiliknya.
“Layanan ini sangat membantu saya. Sekarang kalau periksa, saya berangkat jam 06.00 WIB dan pulang jam 12.00 WIB. Kalau tidak ada layanan pengantaran obat, saya bisa pulang di atas jam 12.00 WIB. Harapannya, layanan ini dipertahankan, kalau bisa ditingkatkan,” kata Sudarno, Minggu 30 Juni 2024.
Melihat kondisi geografis secara umum Kabupaten Rembang, sejatinya untuk mengantarkan obat dengan waktu maksimal 5 jam cukup menantang. Sebab, Rembang memiliki 14 kecamatan, dengan jarak paling jauh dari kota adalah 55 kilometer, yaitu Kecamatan Sarang. Jika dirata-rata jarak tempuh kecamatan dari wilayah perkotaan adalah 15-18 kilometer.
Terlebih rata-rata ada hingga 70 hasil resep obat yang diantarkan oleh kurir JNE setiap hari ke kediaman pasien rawat jalan RSUD dr R Seotrasno Rembang. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen, kerja keras dan sikap disiplin agar program ini berjalan konsisten.
Terkait dengan itu, Penanggung Jawab JNE Cabang Rembang, Rahma Dwi Adiyani menyebutkan, ada 5 kurir yang mendapatkan tugas pengantaran resep obat milik pasien RSUD dr R Soetrasno Rembang.
Meski menempuh jarak cukup jauh menembus sejumlah kecamatan, para kurir tersebut tetap semangat. Mereka yang menjadi ujung tombak program inovatif ini karena harus cepat dan tepat dalam mengantarkan resep obat. Tidak boleh ada sedikit pun keteledoran, lantaran bisa jadi hal itu menyangkut nyawa pasien yang menunggu obat usai menjalani kontrol kesehatan rutin.
“Waktu pangantaran maksimal 5 jam dengan sasaran 14 kecamatan. Ini membantu sekali pasien lantaran mereka cukup menunggu di rumah masing-masing. Sementara ini, per hari kita bisa mengantarkan resep obat antara 50-70 per hari,” kata Rahma, Rabu, 26 Juni 2024.
Ia mengungkapkan, inovasi jasa pengantaran resep obat RSUD dr R Soetrasno ini berjalan maksimal sejak Oktober 2023. Sejak itu, JNE mendirikan konter dan menempatkan petugas untuk pelayanan di RSUD dr R Soetrasno.
Petugas dengan komunikatif tersebut menawarkan kepada pasien yang mengantre obat di bagian penebusan resep untuk diikutkan dalam jasa antar JNE. Bukan itu saja, petugas juga yang mengisi form jasa, sehingga pasien tidak perlu direpotkan dengan urusan administrasi.
Mereka setelah diisikan form bisa langsung pulang dan menunggu resep obat di rumah masing-masing. Pasien sangat terbantu lantaran jasa antar obat ini pembiayaannya dicover RSUD sehingga gratis.
“Kami berikan brosur kepada pasien yang sedang antre obat agar memahami program inovasi ini. Mulai dari isi form, pengepakan dan pengantaran, semuanya dilakukan oleh petugas kami di RSUD dr R Soetrasno Rembang. Demi optimalisasi layanan, kami membatasi pemesanan antar obat sampai pukul 15.00 WIB,” ujarnya.
Kreativitas program layanan jasa antar resep obat ini, menjadi salah satu sumbangsih inovatif dan kreatif JNE Cabang Rembang dalam momen HUT JNE yang ke 33 (JNE33Tahun). Hal itu selaras dengan slogan ‘ConnectingHappiness’ dan ‘GasssTerusSemangatKreativitasnya’.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan dan Informasi RSUD dr R Soetrasno Rembang, Nurdin Fahrudin menyatakan, inovasi layanan antar-obat melalui JNE Cabang Rembang ini gratis bukan hanya untuk pasien BPJS, melainkan juga non-BPJS.
Pihaknya terbantu melalui kerja sama dengan JNE Cabang Rembang ini dalam hal memberikan pelayanan kepada para pasien. Sejauh ini, dari semua resep obat yang muncul setiap hari di RSUD dr R Soetrasno Rembang, 10 persen di antaranya menggunakan jasa layanan JNE.
“Jadi, misalnya satu hari rata-rata adalah 600 pasien rawat jalan, 60 di antaranya resep obat menggunakan jasa antar JNE. Kalau hari itu ada 900 pasien rawat jalan, ya ada 90 jasa antar obat. Ini sangat membantu mereka. Ada layanan penjemputan, kepulangan hingga pengantaran obat, dan gratis,” papar Fahrudin, Sabtu, 29 Juni 2024.
Kerja sama antara RSUD dan JNE bukan hanya bermanfaat dari sisi sosial, terutama pasien dan optimalisasi layanan rumah sakit. Dari sisi pengembangan pendapatan ekonomi, JNE Cabang Rembang juga meraup hal positif.
Sebab, informasi yang disampaikan oleh pihak RSUD dr R Soetrasno Rembang, dari kerja sama jasa pengantaran jasa obat itu, setiap bulan ada tagihan hingga belasan juta untuk RSUD dr R Soetrasno Rembang dari JNE Cabang Rembang. “Tagihan antar jasa resep obat Mei 2024 lalu dari JNE Cabang Rembang mencapai Rp 15 juta,” kata Nurdin.
Artinya jika angka itu konsiten, secara bisnis ada omzet rata-rata Rp 180 per tahun dari kerja sama inovatif jasa antar obat pasein RSUD dr R Soetrasno Rembang. Sebuah kerja sama yang selaras, serasi dan seimbang, serta saling menguntungkan antara JNE Cabang Rembang dengan RSUD dr R Soetrasno.
Courtesy dari Muria – Suara Merdeka Online (Ilyas al-Musthofa). Berita lengkap dapat dilihat melalui link : https://muria.suaramerdeka.com/muria-raya/0713023465/energi-positif-jne-untuk-pasien-rsud-rembang-70-paket-obat-diantarkan-ke-14-kecamatan-dalam-sehari?page=2